"Han.. Farhan.." teriak ibu Yati di siang yang terik itu.
"Eh iya bu, ada apa bu?" Farhan tersentak kaget mendengar suara teriakan guru favoritnya yang sepertinya sudah berkali-kali memanggil namanya.
"Kamu tuh ya, kebiasaan deh. Kalo lagi kelas ibu suka ngelamun kemana-mana." Ibu Yati menegaskan, agak sedikit kecewa dengan murid kesayangannya itu.
"Maaf bu. Saya agak mengantuk, tidak akan saya ulangi lagi." Kata Farhan sambil masih mencoba berkonsentrasi lagi.
"Yaudah cuci muka dulu saja sana."
Siang itu benar-benar sangat panas di kelas. Sudah sebentar lagi waktu istirahat tiba, tapi Farhan tetap keluar dan mencuci muka. Farhan yang merupakan siswa kelas 7.4 di salah satu SMP terfavorit di Depok itu harus berjalan cukup jauh, mengingat kelasnya ada di atas dan cukup jauh dari wastafel terdekat.
Sesuatu benar-benar mengganggu pikirannya. Benar-benar tidak biasanya dia melamun di kelas Agama yang merupakan pelajaran favoritnya. Hasil kerja kerasnya di semester 1 benar-benar menghasilkan sesuatu, walau dalam sebagian besar pelajaran IPA nilainya tak seberapa.
Selesai bercuci muka dia melamun sekali lagi. Hal yang benar-benar di pikirkannya saat itu adalah teman sekelasnya yang sangat ia sukai. Nola namanya. Sepertinya sudah semenjak liburan Farhan tak bisa melepaskan pikirannya dari Nola.
Hari-harinya sangat aneh. Dia yang sangat suka bermain PS malah lebih sering menghabiskan waktunya di depan hpnya. Malah dia seringkali menghabiskan waktu ke warnet hanya untuk membuka facebook, dan membaca setiap status yang di tulis oleh Nola.
Nola adalah sosok cewek cantik yang mungkin akan didambakan banyak cowok-cowok, dari segi fisik saja sudah benar-benar mendambakan. Kulitnya yang putih, dibaluti jilbab putih agak panjang, ditambah tinggi badannya yang tidak seperti cewek kebanyakan pada umumnya. Belum lagi kepintarannya yang benar-benar luar biasa, ditambah sikapnya yang benar-benar baik ke semua orang.
Sedangkan Farhan mungkin hanya cowok yang biasa-biasa saja di kelas, tidak kaya, tidak terlalu pintar, tampang biasa-biasa saja, ya secara keseluruhan memang dapat dibilang biasa. Sejauh ini mungkin belum banyak anak-anak SMP kelas 7 yang sudah berpikiran pacaran dan ini itu, tapi hal ini sudah benar-benar sesuatu yang sangat penting bagi Farhan. Sosok wanita itu benar-benar menganggunya.
"Eh lo ngapain Far?" Panggil seseorang dari belakang, sambil menepuk pundak Farhan yang sedari tadi hanya berdiam di depan Wastafel.
"Eh engga kenapa-kenapa... emangnya kenapa?" Sahut Farhan sambil menoleh.
Ternyata orang yang memanggilnya adalah teman dekat Farhan, Enrico yang biasa di panggil oleh nya Rico. Rico adalah sosok cowok kecil yang pendek dan sipit keturunan Cina tapi merupakan seorang muslim.
"Wah lo ngapain daritadi disini? ada-ada aja sih pake ketiduran segala di kelasnya bu Yati. Tumben banget, kenapa lagi sih?"
"Ya lo tau sendiri lah udah dari liburan gue kaya gini, lagian gue kan ga tidur, cuman ngelamun"
"Sama aja, ah lebay lo ah, tau kan dia ga suka cowok lebay"
"Iye tau Rik. eh lo mau kemana?"
"Shalat, kan udah bell daritadi bego"
"Yaampun, berapa lama gue disini?"
"Auk 15 menitan kali, dicariin sama bu Yati tadi lo, pergi enggak balik-balik"
"Terus?"
"Ya ke ruang guru aja entar sebelum bel"
Mereka berdua berjalan ke Mushalla sekolah yang letaknya diatas. Rupanya Rico sudah mencari Farhan kesana kemari karena dipikirnya Farhan sudah duluan ke Mushalla.
Tidak seperti biasanya, bahkan saat Shalat pun beberapa kali sosok Nola muncul di pikirannya, yang membuatnya senyum-senyum sendiri. Sampai-sampai selesainya Rico menanyakan kenapa dia bisa seperti itu.
"Wah udah kelewatan lo Far. Sampe shalat aja lo masih sempet-sempetnya senyum-senyum mikirin dia?"
"Ya senyum kan ibadah."
"Ada-ada aja lo mah. Yaudah sana, cari bu Yati, gue mau ke kantin dulu. Mau nitip?"
"Batagor aja. Thanks ya by the way"
"Oke. No problem, sob."
Mereka berpisah di depan ruang guru. Tidak biasanya Farhan pergi ke ruang guru kalau bukan untuk mengumpulkan tugas. Setibanya di meja Bu Yati ternyata Bu Yatinya sedang tidak ada. Hanya ada tumpukan buku. Mungkin bu Yatinya sedang Shalat, pikirnya. Dia akhirnya duduk di depan meja itu sambil menunggu.
Kini dia melamun lagi. Belum sempat dia benar-benar memikirkan Nola tiba-tiba sesuatu menabraknya dari belakang. Tumpukan buku tulis jatuh menimpanya, dia langsung menoleh. Ternyata Nola yang ada di hadapannya sedang membawa tumpukan buku.
"Eh Farhan, sori-sori. Gue agak buru-buru ga ngeliat lo jadinya. Lagi ngapain disini?" Tanya Nola sambil merapikan bukunya yang berjatuhan berantakan.
"Eh.. err.. engga kok.. engga apa-apa.. kata Rico gue disuruh kesini barusan..." Farhan agak salting saat melihat sosok wanita yang disukainya sedekat itu.
"Oh iya, tadi kan lo dicariin bu Yati. Eh sori ya gue buru-buru belom solat nih. Dadah" Selesai merapikan tumpukan buku itu Nola langsung pergi meninggalkan Farhan sendirian disitu.
Farhan hanya bisa terdiam memandanginya dari jauh keluar dari ruang guru, sampai dilihatnya di depan kelas Nola sempat berpapasan Agung dan saling melambaikan tangan. Agung adalah seorang siswa kelas 7.3 yang keturunan bali yang beragamakan hindu sesama teman ekskul futsal Farhan di sekolah.
Beberapa saat kemudian Farhan tersentak kaget ketika Bu Yati memanggilnya. Ternyata Farhan baru ingat dia sempat tidak masuk satu kali karena sakit dan harus melaksanakan ujian susulan. Akhirnya Farhan memutuskan untuk mengerjakannya saat itu juga, karena bukan suatu masalah baginya untuk mengerjakan beberapa soal agama dalam waktu singkat.
Akhirnya tibalah jam terakhir di siang itu, pelajaran Bahasa Indonesia. Udara masih terasa sangat panas diluar, sampai tiba-tiba cuaca agak mendung. Farhan yang duduk sebangku dengan Rico akhirnya menceritakan kejadian tadi di ruang guru, minus bagian Nola yang berpapasan dengan Agung.
"Ah yaelah, kelamaan deh lo, udah sih mending lo tembak aja"
"Ehm... gue ga berani ah Rik, lo tau sendiri kan gue belom pernah pacaran"
"Yaelah, sekarang jaman udah maju kali, sms aja"
"Lo yakin?"
"Iya coba aja."
Akhirnya sepulang sekolah Farhan memberanikan diri untuk menemui Nola. Cuaca diluar agak mendung.
"Eh Nola.. lo bawa hape enggak?"
"Enggak, emangnya kenapa Han?"
"Enggak deh ga apa-apa.. hati-hati ya di jalan, agak mendung tuh."
"Iya, lo juga ya."
Sesampainya di rumah akhirnya Farhan memberanikan diri untuk sms Nola bermaksud menyatakan perasaannya,
"Nol, gue boleh jujur engga?"
Diluar dugaan ternyata sms langsung di balas oleh Nola,
"Iya Han, jujur apa?"
Farhan berpikir panjang harus mengirim sms apa lagi ke Nola, sampai akhirnya setelah tulis hapus tulis hapus, dia mengirim sms nya.
"Gue sebenernya... udah lama suka sama lo. Lo mau ga jadi pacar gue?"
Sms itu ternyata dibalas cukup lama. Farhan sadar, seharusnya dia tidak melakukan itu. Segala pikiran negatif sudah memenuhi pikirannya. Dia tidak pernah benar-benar dekat dengan Nola, dia hanya menyukainya dari jauh, hanya seorang secret admirer. Cuaca ternyata sudah menjadi hujan yang cukup deras hingga keadaan di kamar Farhan jadi sangat gelap seperti sudah sore menjelang Maghrib. Hingga akhirnya handphonenya berdering dan satu sms muncul di hapenya.
Dari Rico,
"Far, entar malem mau ikutan main futsal ga? Latihan buat turnamen, di La Futsal daerah Cinere"
Farhan kesal menerima sms itu, sampai akhirnya dia mengabaikan sms itu, hingga akhirnya setelah beberapa lama akhirnya tibalah sms yang ditunggu-tunggu.
Dari Nola,
"Gimana kalo kita temenan aja?"
Farhan langsung merasa sedih saat membaca sms itu, seperti dia jatuh tertimpa tangga, akhirnya dia memutuskan untuk membalas sms itu
"Emangnya kenapa Nol, gue ga pantes ya buat lo?"
Ternyata sms itu langsung dibales,
Dari Nola,
"Enggak gitu kok Han, lo pinter pelajaran agama kan.. harusnya lo tau kan pacaran itu jalan menuju perzinahan. May I become your best friend?"
Farhan tidak mempedulikan sms itu. Akhirnya dia memilih untuk tidur saja, pikiran kacau, perasaannya sangat sedih, hingga akhirnya saat malam tiba, Rico sudah menunggu di depan rumahnya mengajaknya bermain futsal.
Daripada dia terus suntuk di rumah memikirkan perasaannya yang baru saja di tolak mentah-mentah akhirnya dia memutuskan untuk ikut dengan Rico main futsal.
"Gimana hasilnya Far?"
"Udahlah gausah diomongin."
Melihat sahabat terbaiknya seperti akhirnya Rico memilih untuk diam sepanjang perjalanan, hingga akhirnya saat tiba di tempat main futsal, ternyata kelas 7.3 juga sedang berlatih dilapangan sebelah. Ada Nola disana sedang menonton bersama beberapa cewek dari kelas lain yang sedang menonton pacarnya berlatih futsal. Farhan mengabaikannya.
Farhan menyelesaikan permainannya dengan kaki kanannya yang keseleo. Dan selesainya bermain ternyata kelas 7.3 sudah bubar. Memang sudah agak malam, sampai akhirnya Rico mengantar Farhan pulang lagi. Setibanya dirumah, Rico menyampaikan sesuatu.
"Eh Far, Yang gue tau tadi 7.3 di traktir sama Agung. Lo gausah buka fb dulu. Mending besok aja. lo langsung tidur aja ya, kasian kaki lo. Gue cabut ya."
Rico pergi begitu saja dengan motornya meninggalkan rumah Farhan.
Farhan yang merasa aneh dengan perkataan Rico tadi jadi penasaran dan membuka facebook lewat hapenya malam itu juga. Perasaan tidak enak menghantuinya, rupanya benar, hari itu adalah hari terburuk baginya. News Feed ternyata didominasi comment yang terdapat pada change relationship status yang baru-baru saja diganti. Agung is in a relationship with Nola...
Tidak ada komentar :
Posting Komentar